Pengertian Puisi, Ciri-Ciri Dan Jenis Puisi
Pengertian Puisi, Ciri-Ciri Dan Jenis Puisi Terlengkap - Berbicara mengenai puisi, pasti sudah tidak diragukan lagi pengetahuannya tentang puisi, namun banyak yang mungkin saja lupa atau belum mengetahui apa sebenarnya puisi itu, apa saja ciri-ciri puisi dan jenis-jenisnya. Baiklah, pada kesempatan ini kita akan membahas dan mengulas sedikit tentang pengertian puisi dan ciri-cirinya serta jenis-jenis puisi. Agar bisa mempermudah teman-teman dalam mengarang sebuah puisi yang baik dan benar. Berikut ini penjelasannya.
Pengertian Puisi
Puisi merupakan salah satu ragam karya sastra yang terikat dengan irama, ritma, rima, bait, larik dan ditandai dengan bahasa yang padat. Puisi juga merupakan seni tertulis yang mana menggunakan bahasa sebagai kualitas estetiknya atau keindahanya. Puisi dibedakan menjadi dua yakni puisi lama & puisi baru.
Puisi lama ialah puisi yang terikat dengan aturan-aturan tertentu. Aturan-aturan tersebut antara lain : Jumlah kata dalam satu baris; jumlah baris dalam satu bait; rima (persajakan ); banyaknya suku kata dalam setiap baris; dan irama.
Puisi baru ialah puisi yang tidak terikat oleh aturan-aturan sehingga lebih bebas bentuknya daripada puisi lama, baik dalam segi jumlah suku kata, baris, ataupun sajaknya.
Ciri-Ciri Puisi lama
Yaitu antara lain :
- Berupa puisi rakyat yang tidak diketahui nama pengarangnya.
- Terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah baris dalam setiap baitnya, sajak dan jumlah suku kata dalam setiap barisnya.
- Disampaikan dari mulut ke mulut sehingga sering disebut juga dengan sastra lisan / kesusastraan lisan.
- Menggunakan majas/gaya bahasa tetap (statis) & klise.
- Berisikan tentang kerajaan, fantastis & istanasentris.
Ciri-Ciri Puisi Baru
Yaitu antara lain :
- Diketahui nama pengarangnya
- Perkembangannya secara lisan dan tertulis
- Tidak terikat oleh aturan seperti jumlah baris, jumlah suku kata dan rima.
- Menggunakan majas / gaya bahasa yang berubah-ubah (dinamis).
- Pada umumnya berisikan tentang kehidupan
- Biasanya lebih banyak menggunakan sajak pantun & syair
- Bentuknya lebih rapi dan simetris
- memiliki rima akhir yang lebih teratur
- Pada tiap-tiap baris berupa kesatuan sintaksis
Jenis Puisi lama
Adapun jenis-jenis puisi lama antara lain :
- Mantra yakni ucapan-ucapan yang dianggap memiliki kekuatan ghaib.
- Pantun merupakan puisi yang bersajak a-b-a-b, dimana pada tiap bait ada 4 baris, dalam tiap baris terdiri dari 8 -12 suku kata, dan 2 baris pertama sebagai sampiran dan 2 baris setelahnya sebagai isi.
- Karmina yang merupakan pantun kilat seperti pantun tetapi lebih pendek
- Gurindam ialah puisi dimana pada tiap bait terdiri dari 2 baris, bersajakkan a-a-a-a, dan berisikan nasihat.
- Seloka yakni pantun berkait yang ditulis menggunakan bentuk syair atau pantun, bisa empat batis atau lebih.
- Syair yang merupakan puisi dengan ciri-cirinya yakni pada tiap bait ada 4 baris, bersajakkan a-a-a-a, dan berisikan nasehat-nasehat atau cerita.
- Talibun yaitu pantun genap dimana pada tiap bait terdiri dari 6/8/10 baris.
Jenis Puisi Baru
Yaitu antara lain :
- Balada yakni puisi yang berisikan sebuah cerita atau kisah.
- Himne yaitu puisi pujaan yang ditujukan untuk Tuhan, pahlawan dan tanah air.
- Ode ialah puisi yang berbentuk sanjungan untuk orang-orang yang berjasa. Menggunakan nada atau irama yang sangat resmi, membahas tentang sesuatu yang mulia, dan memiliki sifat yang menyanjung.
- Epigram merupakan puisi yang berisikan ajaran ataupun tuntunan.
- Romansa ialah puisi yang isinya tentang luapan perasaan cinta dan kasih sayang.
- Elegi yakni puisi tentang kesedihan.
- Satire ialah puisi yang isinya berupa sindiran ataupun kritikan.
- Distikon merupakan puisi dimana pada tiap baitnya terdiri dari 2 baris.
- Terzina ialah puisi dimana tiap baitnya terdiri atas 3 baris.
- Kuatrain yakni puisi empat seuntai dimana puisi yang tiap baitnya terdiri dari 4 baris .
- Kuint ialah puisi lima seuntai yang mana pada tiap baitnya terdiri dari 5 baris.
- Sektet yaitu puisi enam seuntai yang tiap baitnya terdiri dari 6 baris.
- Septime ialah puisi yang tiap baitnya terdiri atas tujuh baris atau puisi tujuh seuntai.
- Oktaf/Stanza merupakan puisi dimana tiap baitnya terdiri dari 8 baris.
- Soneta ialah puisi yang terdiri dari 14 baris dan terbagi menjadi dua, yakni pada dua bait pertama masing-masing empat baris dan pada dua bait kedua masing-masing tiga baris.
Contoh Puisi :
Suara Sunyi
Awan hitam melukis langit putih
Awan hitam melukis langit putih
Burung gagak terbang dengan letih
Debu debu jalanan tersorot lampu kota
Lalu lalang kendaraan seperti riuh ombak samudra
Suara suara yang tak sampai kepada kata
Adalah doa sunyi yang maha
Hembusan nafas serpihan perih
Menebarkan kemurnian cinta dengan lirih
Pohon pohon yang tenang merunduk sepi
Sinar rembulan menelanjangi malam
Keruh air code tak bisa bersembunyi
Tiga ekor belibis berbaris menjadi saksi
Gelapnya gua cermai mengurung kesunyian
Rumput rumput liar menutupi batu batu
Harapan dan luka selalu menyatu
Dan sejarah selalu bercengkrama dengan waktu
Jogjakarta 25-0 4-2013
Puisi Karya Jevi Adhi Nugraha
Dingin
angin malam menghembus kebekuan
berderai kristal bening berguguran
mengubur pesona dewi malam
-25 januari 2013-
Semangat Peduli Alam
Tak sampailah kau fikir
Dengan segala, alam bencana kini
Bila kita, ingin dikasihi...
Maka cintailah alam ini
Peduli alam tak rugi,
Maka bersemangatlah kau cari!!!
Puisi Karya Muhabar
Secangkir Doa...
1/
secangkir doa pada penghujung desember,
menuju hari ke -30 dalam penghabisan tahun
langkah ini melantunkan doa yang berjejer
diantara sujud orang-orang yang mengalun
2/
secangkir doa beriringan dengan irama hujan,
sedu segala kebaikan di jam-jam yang mendoakan
pada jejak yang meriwayatkan
pada derai dengan segala pujian
3/
secangkir doa pada langkah yang mendewasa,
membalutkan estafet di usia-usia yang menunggu
memudarkan masa samra
menguntai aksara tentang riwayat yang membaru
4/
secangkir doa pada bait pelengkap,
membingkisi lilin dalam doa yang mengucap
merapal hingga kecap,
mengayap pengaminan yang acap
Puisi Karya Diyah Ayu Saraswati
Kegelisahan Di Atas Kasur
hari ini adalah aku
karenanya
sebelum ngantuk berjaya
aku melihat
pada cermin matahari
2012
Puisi Karya Usup Supriyadi
Kurus kering dan basah diri
Keringat mengucur deras menyusun papan
Bekerja sendiri sambil mendidik anak di rumah panggung
Pendekar lemah
Membunuh hal biasa dulu kala
Menginjak yang salah itu hal wajar saja
Kini wajahmu membayang seperti raja
Tinggal cerita pendekar lemah
Berguru tanpa bersua
Dengan ayat Allah mendo’akan keselamatanmu
Kau telah mati di dunia ini
Namun kau tetap hidup dalam sejarah kami
Pendekar lemah
Puisi Karya Goel A Pahit
Andaikan Aku
Andaikan aku sang camar
Hinggap tak kenal dahan
Andaikan aku sang bunga
Tersenyum indah saat mentari dan hujan tiba
Andai aku sang paus
Mengepakkan sirip, tangguh dan disegani
Andaikan aku sang kupu-kupu
Sayap melentik indah
Menebar senyum saat semi tiba
Dipuja keelokannya, meliuk indah
Disambut ramah oleh bunga
Andai akulah semut
Walau terinjak banyaklah kawan yang sudi mengangkat
Tapi, aku hanyalah bintang
Temaram tanpa sinar karena mendung hitam
Aku hanyalah sebatang pohon mangga
Terpaksa bertahan tegap
Meski benalu kian merajam
Dan akulah sang merpati
Namun dalam bui, tak kenal negeri
Akulah kursi kayu tua
Keropos dan akan menjadi bara
Dalam tungku-tungku mereka
Puisi Karya Pelangi Senja
Waktu Yang Kutinggalkan
Aku bukan daun yang layu
Aku bukan tangkai yang tumbang
Aku bukan pula kelopak yang jatuh begitu saja
Aku ingin menjadi karang yang tak akan terkikis oleh badai ombak
Aku ingin menjadi mentari yang tak pernah lelah menyinari
Aku ingin menjadi hujan yang menyejukkan setiap hamba-NYA
Aku ingin menjadi air, sumber hidup bagi segala makhluk
Tapi...
Aku takut,
Akan waktu yang tak sampai pada inginku
Akan waktu yang tak akan menemaniku
Akan waktu yang hilang dariku
Jikalau ia hilang
Aku ingin terukir disetiap waktu, ketika aku tak dapat lagi menemui waktu
Aku ingin terukir indah, disetiap mata dan jiwa yang kutemui
Bantu aku untuk mengukir setiap waktu yang tak akan kutemui
Puisi Karya Aulia Kilea
Jejak Bara
Belum hilang semua yang berlalu
Lagi, kau bakar siang-malam menjadi bara
Tapi maaf
Aku sudah terbiasa
Hingga jejak bara dapat ku kenal
Semoga kau dapat membersihkan
Jejak bara yang tersisa
Karena aku hanya melihat tanpa peduli
@sedikit kecewa, 28 Agustus 2012
Puisi Karya Fikri Thufaily
Entah…
Cobaan apa lagi yang kan Tuhan berikan...
Negara kita kini tlah banyak dihuni
Syaitan-syaitan berdasi
Banjir melanda negeri ini
Namun aku bingung...
Kenapa mereka merasakan kekeringan?
Ya benar... memang kering...
Banjir kali ini tak seperti yang biasa terjadi
Negeri ini banjir, akan tetapi kering?
Kebanjiran kemungkaran
Kekeringan kebenaran
Dan dalam kebimbangan
Ku hanya bisa ber doa;
Tuhan...
Jadikan negeri kami
Negeri yang bebas dari korupsi dan polusi
Negeri yang merdeka, yang tak selalu dikte penguasa
Negeri yang damai sentosa
Semoga...
Puisi Karya Em Farobi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar